01 August 2023 | 07:00
Ketika memiliki rumah di lokasi strategis dengan pemandangan gunung yang indah, seperti Bumi Villa Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, tentu menjadi impian bagi banyak orang. Rumah eksklusif dari Pinhome ini menawarkan lokasi yang strategis dan pemandangan indah yang setara dengan keindahan gunung.
Salah satu gunung yang memukau dan menarik di Utara adalah Gunung Sinabung. Berlokasi di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia, gunung ini dalam bahasa Karo dikenal sebagai Deleng Sinabung. Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara, dan Gunung Sinabung mencapai ketinggian 2.460 meter, menjadikannya puncak tertinggi kedua di provinsi Sumut.
Selama berabad-abad, sejak tahun 1600, Gunung Sinabung tidak mencatat catatan letusan, namun pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung ini menunjukkan kekuatannya kembali dengan meletus.

Gunung Sinabung (sumber: tempo)
Berikut adalah catatan letusan Gunung Sinabung sejak tahun 2010 hingga saat ini:
Letusan Agustus 2010:
Pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik, diikuti dengan letusan lava pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB. Status Gunung Sinabung dinaikkan menjadi "Awas!" dan sekitar 12.000 warga dievakuasi ke delapan lokasi yang aman. Abu vulkanik menyebar dari barat daya menuju timur laut, bahkan sebagian Kota Medan terdampak. Meskipun demikian, Bandar Udara Polonia di Kota Medan tidak mengalami gangguan perjalanan udara. Selama masa evakuasi, ada korban meninggal dunia akibat gangguan pernapasan.
Letusan September 2013:
Pada bulan September 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, tercatat empat kali letusan hingga tanggal 18 September 2013. Meskipun terjadi dua letusan pada tanggal 17 September 2013, tidak ada peringatan dini dari pemerintah setempat karena tidak adanya tanda-tanda peningkatan aktivitas. Meski demikian, kawasan Sibolangit dan Berastagi diliputi hujan abu, tetapi tidak ada laporan korban jiwa. Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan menjadi "Siaga." Meski aktivitas gunung tampak stabil dalam beberapa hari, status kembali diturunkan menjadi "Waspada." Namun, aktivitas Gunung Sinabung tidak berhenti.
Letusan November 2013:
Pada awal November 2013, Gunung Sinabung menunjukkan peningkatan aktivitas dengan beberapa kali letusan yang semakin kuat. Pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00, status Gunung Sinabung kembali dinaikkan menjadi "Siaga," dan warga dievakuasi ke wilayah sekitar yang berjarak sekitar 5 km dari gunung. Letusan terus berlanjut, disertai dengan luapan awan panas setinggi 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013, terjadi enam kali letusan dalam sehari. Awan abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung Sinabung terbentuk, dan Kota Medan, yang berjarak 80 km di sebelah timur, terdampak hujan abu vulkanik.
Letusan November 2013:
Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00, status Gunung Sinabung menjadi "Awas," dan seluruh penduduk dari 21 desa harus dievakuasi. Status "Awas" bertahan hingga awal tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas terus terjadi hingga 3 Januari 2014, dan lebih dari 20 ribu orang terpaksa mengungsi.
Letusan Januari 2014:
Pada minggu terakhir Januari 2014, kondisi Gunung Sinabung terlihat mulai stabil, dan pengungsi dari luar radius bahaya (5 km) direncanakan untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun, sayangnya, pada hari berikutnya, 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka akibat luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya I.
Letusan Tahun 2016:
Tanggal 21 Mei 2016 pukul 16:48 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan memuntahkan awan panas guguran setinggi 4,5 kilometer. Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo terdampak akibat menyelimutinya awan panas tersebut. Tragisnya, tercatat 7 orang meninggal dunia, dan 2 lainnya mengalami luka bakar. Para korban berada di zona merah di kawasan Desa Gamber yang berjarak 4 km dari kawah Gunung Sinabung. Erupsi pertama kali terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.
Letusan Tahun 2018:
Tanggal 19 Februari 2018 pukul 08:53 WIB, Gunung Sinabung kembali meletus dengan memuntahkan abu dan awan panas. Beruntung, dalam letusan kali ini tidak ada korban jiwa. Pada tanggal 6 April 2018 pukul 17:30 WIB, terjadi gempa di daerah Gunung Sinabung, namun tidak ada laporan korban jiwa akibat erupsi tersebut.
Letusan Tahun 2019:
Pada tahun 2019, Gunung Sinabung meletus kembali pada tanggal 9 pukul 16.28 WIB. Kolom abu setinggi 7 kilometer membentuk pemandangan menakjubkan di langit dengan intensitas tebal bergerak ke arah selatan. Letusan tersebut juga menyertai awan panas yang menyebabkan suara gemuruh dan bergerak ke arah tenggara sejauh 3,5 km serta selatan 3 km. Pada saat itu, status Gunung Sinabung berada di Level III (siaga).
Letusan Tahun 2020:
Tahun 2020 menyaksikan beberapa letusan Gunung Sinabung. Pada tanggal 10 Agustus, terjadi dua kali letusan dengan kolom abu setinggi 5 kilometer pada pukul 10:16 WIB dan 2 kilometer pada pukul 11:17 WIB. Kolom abu dengan intensitas tebal mengarah ke arah timur dan tenggara. Selanjutnya, tanggal 2 November 2020 pukul 23:58 WIB, Sinabung kembali meletus dengan kolom abu setinggi 1,5 kilometer yang bergerak ke arah timur. Tiga kecamatan, yaitu Berastagi, Merdeka, dan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, terdampak, tetapi tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan rumah penduduk.
Letusan Tahun 2021:
Saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, tanggal 3 Januari 2021 pukul 09:34 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan kolom abu setinggi 500 meter. Data dari PVMBG menyatakan bahwa abu mengarah ke barat laut. Semua warga dan wisatawan yang berada dalam radius 3 hingga 5 kilometer dari kawah diminta untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Hanya beberapa minggu setelahnya, pada hari Selasa pagi tanggal 2 Maret 2021, Gunung Sinabung kembali memuntahkan awan panas guguran. Awan panas tersebut meluncur sejauh sekitar 4.500 meter ke arah timur tenggara, dan kolom abu vulkanik mencapai 5.000 meter. Meskipun peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.15 WIB, aktivitas ini dilaporkan telah berhenti, dan awan panas guguran terakhir terlihat pada pukul 08.36 WIB.
Geologi dan Geomorfologi Gunung Sinabung
Gunung Sinabung, sebuah gunung berapi yang menakjubkan, menyimpan keunikan geologi dan geomorfologi yang menarik untuk dipelajari. Terletak di daerah tepian barat laut patahan cekungan Toba Tua, Gunung Sinabung berdiri megah sebagai bagian dari garis patahan strike-slip yang berjalan sepanjang batas barat Toba. Struktur ini termasuk sesar orde kedua dan meluas hingga mencapai Gunung Sibayak di timur laut.
Selain sesar orde kedua, Gunung Sinabung juga menampilkan struktur sesar normal, yang merupakan sesar orde ketiga, di kawasan Danau Kawar. Sesar normal ini mengalami penurunan dan kehilangan tekanan di bagian selatan, yang dikenal sebagai hanging wall. Ciri khas dari sesar normal ini adalah morfologi triangular facet. Selain itu, terdapat juga struktur kelurusan topografi yang secara umum mengarah ke barat daya-timur laut. Struktur kawah juga hadir di puncak gunung dengan orientasi barat laut-tenggara.
Beralih ke geomorfologi, Gunung Sinabung dapat dibagi menjadi empat satuan morfologi berdasarkan morfografi dan morfogenesa. Pertama, perbukitan sedimen terbentuk oleh endapan sedimen di lereng gunung. Kedua, perbukitan vulkanik terdiri dari material vulkanik yang terdeposit di sekitar gunung selama letusan. Ketiga, kerucut gunung api adalah struktur utama dari Gunung Sinabung, terbentuk oleh material vulkanik yang terbawa oleh letusan gunung. Terakhir, puncak gunung api menandai bagian paling atas dari Gunung Sinabung dengan kemiringan curam dan keberadaan kawah.
Pesona Gunung Sinabung tak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Endapan letusan sebelumnya telah memberikan tanah yang sangat subur di lereng gunung. Inilah yang membuat pertumbuhan berbagai jenis tanaman buah dan sayuran berkualitas tinggi dapat dilakukan di daerah tersebut. Kabupaten Karo, terutama wilayah sekitar Gunung Sinabung, menjadi daerah pertanian yang subur dengan hasil panen buah dan sayuran sebagai komoditas utama.
Kekayaan alam Gunung Sinabung juga berdampak pada ekonomi masyarakat setempat. Pesona alam yang menakjubkan dan potensi sumber daya alam yang melimpah menjadikan Gunung Sinabung sebagai magnet bagi para wisatawan. Danau Lau Kawar yang terletak di kaki gunung menambah daya tarik dengan pemandangan yang menenangkan dan berbagai kegiatan menarik, seperti memancing atau bersantai di tepi danau.
Namun, walaupun Gunung Sinabung menawarkan keindahan dan manfaat ekonomi, keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Mengingat karakter gunung berapi yang aktif, penting untuk selalu memperhatikan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dan mengikuti petunjuk serta peringatan dari otoritas terkait. Dengan menjaga keselamatan dan kenyamanan para pengunjung, Gunung Sinabung tetap menjadi tempat yang menarik untuk dijelajahi dan dinikmati keajaibannya.
Setelah menikmati petualangan seru dan menaklukkan Gunung Sinabung, jangan lupa untuk melengkapi pengalaman liburanmu dengan membeli bolu stim Menara sebagai oleh-oleh khas dari Sumatera Utara.
Bolu stim Menara adalah camilan manis yang sangat populer di Medan dan sekitarnya. Rasanya yang lembut dan manis akan membuatmu teringat kenangan indah selama berada di Gunung Sinabung. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi berbagai varian rasa bolu stim Menara yang menggugah selera.