Mengapa Suku Batak Menggunakan Marga dan Apa Tujuannya?
Mengapa Suku Batak Menggunakan Marga dan Apa Tujuannya?
line page
detail blink

Mengapa Suku Batak Menggunakan Marga dan Apa Tujuannya?

25 June 2023 | 07:00

Suku Batak, salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara, memiliki tradisi yang unik dalam penggunaan marga. Marga merupakan nama keluarga yang digunakan oleh Suku Batak dan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ada beberapa tujuan utama mengapa Suku Batak menggunakan marga, yang meliputi memelihara identitas, memperkuat ikatan keluarga, dan mempertahankan kebersamaan.


Salah satu tujuan utama penggunaan marga oleh Suku Batak adalah memelihara identitas keluarga dan kebangsaan. Setiap marga memiliki arti dan asal-usul yang unik, yang terkait dengan sejarah dan tradisi keluarga tertentu. Dengan menggunakan marga, anggota suku Batak dapat dengan mudah mengenali dan mengidentifikasi asal-usul mereka, serta menghubungkan diri dengan keluarga-keluarga lain yang memiliki marga yang sama. Hal ini membantu mereka membangun rasa kebanggaan akan warisan budaya mereka dan memperkuat ikatan dengan identitas suku Batak.


Selain itu, penggunaan marga juga bertujuan untuk memperkuat ikatan keluarga dalam komunitas suku Batak. Suku Batak memiliki sistem marga yang kompleks, di mana marga diturunkan melalui garis patrilineal. Dengan memiliki marga yang sama, anggota keluarga dapat mengenali dan saling mendukung satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan. Marga menjadi tanda pengenal yang menghubungkan keluarga-keluarga dalam satu ikatan kekerabatan yang erat. Ini membantu membangun solidaritas keluarga dan memastikan adanya dukungan dan kerjasama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.


Kebersamaan juga menjadi tujuan penting dalam penggunaan marga oleh Suku Batak. Dalam budaya suku Batak, marga memiliki peran dalam menjaga harmoni dan persatuan dalam masyarakat. Pada acara-acara adat atau kegiatan sosial, marga sering menjadi basis pengorganisasian dan pemersatu dalam mengambil keputusan dan melaksanakan kegiatan bersama. Marga juga dapat menjadi landasan bagi hubungan antar-keluarga yang lebih luas, termasuk dalam perkawinan dan persaudaraan. Melalui penggunaan marga, Suku Batak dapat mempertahankan kebersamaan dan mengembangkan rasa solidaritas dalam komunitas mereka.


Dalam dunia yang semakin modern, tradisi penggunaan marga oleh Suku Batak tetap dipertahankan dengan bangga. Meskipun beberapa orang mungkin tidak lagi menggunakan marga secara aktif dalam nama mereka sehari-hari, namun nilai-nilai dan tujuan di balik penggunaan marga tetap melekat dalam kehidupan mereka. Marga tetap menjadi bagian penting dari identitas suku Batak dan memainkan peran dalam memelihara hubungan keluarga, memperkuat ikatan komunitas, dan mempertahankan kebersamaan dalam masyarakat.


Sebagai warisan budaya yang berharga, penggunaan marga oleh Suku Batak perlu diapresiasi dan dilestarikan. Ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kekayaan tradisi dan memperkuat jati diri suku Batak. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam penggunaan marga, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang keragaman budaya di Indonesia dan membangun rasa saling menghormati antar-suku bangsa.



Suku Batak (sumber: katadata)


Ada Berapa Total Marga Suku Batak?

Suku Batak menjadi salah satu yang cukup disoroti di Indonesia. Apalagi Suku Batak merupakan suku dengan populasi terbesar ke-3 di Indonesia setelah suku Jawa dan Sunda dengan jumlah populasi sebesar 8.466.969 dilansir dari laman indonesia.go.id.


Bukan hanya jumlah populasinya, ada hal-hal menarik lainnya yang perlu diketahui tentang suku yang satu ini mulai dari pembagian rumpun suku Batak hingga marga disrtiap rumpun yang menjadi identitas diri orang Batak.


Untuk rumpun suku Batak sendiri secara pembagian ada 6 jenis rumpun yang ada di suku Batak yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Nah, ke-6 rumpun ini pun kembali dibagi lagi atas beberapa marga yang menjadi identitas dalam adat istiadat yang diperkirakan jumlahnya melebihi 300 jenis marga.


Yup, berikut beberapa nama-nama marga suku Batak!


1. AMBARITA

2. AMPAPAGA (SIAMPAPAGA)

3. AMPUN (NAHAMPUNGAN)

4. ANGKAT

5. ANGKAT SINGKAPAL

6. ARITONANG

7. ARUAN

8. BABIAT

9. BAHO (NAIBAHO)

10. BAKO


11. BANJARNAHOR (NAINGGOLAN)

12. BANJARNAHOR (MARBUN)

13. BANCIN

14. BAKKARA

15. BARINGBING (TAMPUBOLON)

16. BARUARA (TAMBUNAN)

17. BARUTU (SITUMORANG)

18. BARUTU (SINAGA)

19. BATUARA (NAINGGOLAN)

20. BATUBARA


21. BERASA

22. BARAMPU

23. BARINGIN

24. BINJORI

25. BINTANG

26. BOANGMANALU

27. BOLIALA

28. BONDAR

29. BORBOR

30. BUATON


31. BUNUREA (BANUAREA)

32. BUNJORI

33. BUTARBUTAR

34. DABUTAR (SIDABUTAR)

35. DAIRI (SIMANULLANG)

36. DAIRI (SINAMBELA)

37. DALIMUNTA

38. DAPARI

39. DAULAE

40. DEBATARAJA (SIMAMORA)


41. DEBATARAJA (RAMBE)

42. DOLOKSARIBU

43. DONGORAN

44. DOSI (PARDOSI)

45. GAJAA

46. GAJADIRI

47. GAJAMANIK

48. GIRSANG

49. GORAT

50. GULTOM


51. GURNING

52. GUSAR

53. HABEAHAN

54. HARAHAP

55. HARIANJA

56. HARO

57. HAROHARO

58. HASIBUAN

59. HASUGIAN

60. HUTABALIAN


61. HUTABARAT

62. HUTAJULU

63. HUTAGALUNG

64. HUTAGAOL (LONTUNG)

65. HUTAGAOL (SUMBA)

66. HUTAHAEAN

67. HUTAPEA

68. HUTASOIT

69. HUTASUHUT

70. HUTATORUAN


71. HUTAURUk

72. KASOGIHAN

73. KUDADIRI

74. LAMBE

75. LIMBONG

76. LINGGA

77. LONTUNG

78. LUBIS

79. LUBIS HATONOPAN

80. LUBIS SINGASORO


81. LUMBANBATU

82. LUMBANDOLOK

83. LUMBANGAOL (MARBUN)

84. LUMBANGAOL (TAMBUNAN)

85. LUMBAN NAHOR (SITUMORANG)

86. LUMBANPANDE (SITUMORANG)

87. LUMBANPANDE (PANDIANGAN)

88. LUMBANPEA (TAMBUNAN)

89. LUMBANRAJA

90. LUMBAN SIANTAR


91. LUMBANTOBING

92. LUMBANTORUAN (SIRINGORINGO)

93. LUMBANTORUAN (SIHOMBING)

94. LUMBANTUNGKUP

95. MAHA

96. MAHABUNGA

97. MAHARAJA

98. MALAU

99. MALIAM

100. MANALU (TOGA SIMAMORA)


101. MANALU-RAMBE

102. MANALU (BOANG)

103. MANIK

104. MANIK URUK

105. MANURUNG

106. MARBUN

107. MARBUN SEHUN

108. MARDOSI

109. MARPAUNG

110. MARTUMPU


111. MATANIARI

112. MATONDANG

113. MEHA

114. MEKAMEKA

115. MISMIS

116. MUKUR

117. MUNGKUR

118. MUNTE

119. NABABAN

120. NABUNGKE


121. NADAPDAP

122. NADEAK

123. NAHAMPUN

124. NAHULAE

125. NAIBAHO

126. NAIBORHU

127. NAIMUNTE

128. NAIPOSPOS

129. NAINGGOLAN

130. NAPITU


131. NAPITUPULU

132. NASUTION

133. NASUTION BOTOTAN

134. NASUTION LONCAT

135. NASUTION TANGGA AMBENG

136. NASUTION SIMANGGINTIR

137. NASUTION MANGGIS

138. NASUTION JORING

139. OMPUSUNGGU

140. OMPU MANUNGKOLLANGIT


141. PADANG (SITUMORANG0

142. PADANG (BATANGHARI0

143. PANGARAJI (TAMBUNAN)

144. PAKPAHAN

145. PAMAN

146. PANDEURUK

147. PANDIANGAN-LUMBANPANDE

148. PANDIANGAN SITANGGUBANG

149. PANDIANAGN SITURANGKE

150. PANJAITAN


151. PANE

152. PANGARIBUAN

153. PANGGABEAN

154. PANGKAR

155. PAPAGA

156. PARAPAT

157. PARDABUAN

158. PARDEDE

159. PARDOSI-DAIRI

160. PARDOSI (SIAGIAN)


161. PARHUSIP

162. PASARIBU

163. PASE

164. PASI

165. PINAYUNGAN

166. PINARIK

167. PINTUBATU

168. POHAN

169. PORTI

170. POSPOS


171. PULUNGAN

172. PURBA (TOGA SIMAMORA)

173. PURBA (RAMBE)

174. PUSUK

175. RAJAGUKGUK

176. RAMBE-PURBA

177. RAMBE-MANALU

178. RAMBE-DEBATARAJA

179. RANGKUTI-DANO

180. RANGKUTI-PANE


181. REA

182. RIMOBUNGA

183. RITONGA

184. RUMAHOMBAR

185. RUMAHORBO

186. RUMAPEA

187. RUMASINGAP

188. RUMASONDI

189. SAGALA

190. SAGALA-BANGUNREA


191. SAGALA-HUTABAGAS

192. SAGALA HUTAURAT

193. SAING

194. SAMBO

195. SAMOSIR

196. SAPA

197. SARAGI (SAMOSIR)

198. SARAGIH (SIMALUNGUN)

199. SARAAN (SERAAN)

200. SARUKSUK


201. SARUMPAET

202. SEUN (SEHUN)

203. SIADARI

204. SIAGIAN (SIREGAR)

205. SIAGIAN (TUAN DIBANGARNA)

206. SIAHAAN (NAINGGOLAN)

207. SIAHAAN (TUAN SOMANIMBIL)

208. SIAHAAN HINALANG

209. SIAHAAN BALIGE

210. SIAHAAN LUMBANGORAT


211. SIAHAAN TARABUNGA

212. SIAHAAN SIBUNTUON

213. SIALLAGAN

214. SIAMPAPAGA

215. SIANIPAR

216. SIANTURI

217. SIBANGEBENGE

218. SIBARANI

219. SIBARINGBING

220. SIBORO


221. SIBORUTOROP

222. SIBUEA

223. SIBURIAN

224. SIDABALOK

225. SIDABANG

226. SINABANG

227. SIDEBANG

228. SIDABARIBA

229. SINABARIBA

230. SIDABUNGKE


231. SIDABUTAR (SARAGI)

232. SIDABUTAR (SILAHISABUNGAN)

233. SIDAHAPINTU

234. SIDARI

235. SIDAURUK

236. SIJABAT

237. SIGALINGGING

238. SIGIRO

239. SIHALOHO

240. SIHITE


241. SIHOMBING

242. SIHOTANG

243. SIKETANG

244. SIJABAT

245. SILABAN

246. SILAE

247. SILAEN

248. SILALAHI

249. SILALI

250. SILEANG


251. SILITONGA

252. SILO

253. SIMAIBANG

254. SIMALANGO

255. SIMAMORA

256. SIMANDALAHI

257. SIMANJORANG

258. SIMANJUNTAK

259. SIMANGUNSONG

260. SIMANIHURUK


261. SIMANULLANG

262. SIMANUNGKALIT

263. SIMARANGKIR (SIMORANGKIR)

264. SIMAREMARE

265. SIMARGOLANG

266. SIMARMATA

267. SIMARSOIT

268. SIMATUPANG

269. SIMBIRING-MEHA

270. SEMBIRING-MELIALA


271. SIMBOLON

272. SINABANG

273. SINABARIBA

274. SINAGA

275. SIBAGARIANG

276. SINAMBELA-HUMBANG

277. SINAMBELA DAIRI

278. SINAMO

279. SINGKAPAL

280. SINURAT


281. SIPAHUTAR

282. SIPAYUNG

283. SIPANGKAR

284. SIPANGPANG

285. SIPARDABUAN

286. SIRAIT

287. SIRANDOS

288. SIREGAR

289. SIRINGKIRON

290. SIRINGORINGO


291. SIRUMAPEA

292. SIRUMASONDI

293. SITANGGANG

294. SITANGGUBANG

295. SITARIHORAN

296. SITINDAON

297. SITINJAK

298. SITIO

299. SITOGATOROP

300. SITOHANG URUK


301. SITOHANG TONGATONGA

302. SITOHANG TORUAN

303. SITOMPUL

304. SITORANG (SITUMORANG)

305. SITORBANDOLOK

306. SITORUS

307. SITUMEANG

308. SITUMORANG-LUMBANPANDE

309. SITUMORANG-LUMBAN NAHOR

310. SITUMORANG-SUHUTNIHUTA


311. SITUMORANG-SIRINGORINGO

312. SITUMORANG-SITOHANG URUK

313. SITUMORANG SITOHANG TONGATONGA

314. SITUMORANG SITOHANGTORUAN

315. SITUNGKIR

316. SITURANGKE

317. SOBU

318. SOLIA

319. SOLIN


320. SORGANIMUSU

321. SORMIN

322. SUHUTNIHUTA-SITUMORANG

323. SUHUTNIHUTA-SINAGA

324. SUHUTNIHUTA-PANDIANGAN

325. SUMBA

326. SUNGE

327. SUNGGU

328. TAMBA

329. TAMBAK

330. TAMBUNAN BARUARA


331. TAMBUNAN LUMBANGAOL

332. TAMBUNAN LUMPANPEA

333. TAMBUNAN PAGARAJI

334. TAMBUNAN SUNGE

335. TAMPUBOLON

336. TAMPUBOLON BARIMBING

337. TAMPUBOLON SILAEN

338. TAKKAR

339. TANJUNG

340. TARIHORAN


341. TENDANG

342. TINAMBUNAN

343. TINENDUNG

344. TOGATOROP

345. TOMOK

346. TORBANDOLOK

347. TUMANGGOR

348. TURNIP

349. TURUTAN

350. TJAPA (CAPA)


351. TJAMBO (CAMBO)

352. TJIBERO (CIBERO)

353. UJUNG-RIMOBUNGA

354. UJUNG-SARIBU

355. KAROKARO

356. TARIGAN

357. PERANGINANGIN-

358. GINTING

359. SEMBIRING

360. SINAGA


361. DAMANIK

362. SARAGIH

363. SARAGI

364. PURBA

365. RANGKUTI


Itu tadi 300 lebih marga dari Suku Batak, banyak ya Wak! Ketika berkunjung ke Tanah Batak di Medan, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner khas yang terkenal, yakni Bolu Stim Menara. Bolu Stim Menara merupakan camilan Khas Medan yang sangat populer di kawasan ini dan menjadi ikon kuliner yang harus dicoba.


Bolu Stim Menara memiliki ciri khas berupa bentuk menara yang unik, menggoda selera, dan memberikan kenikmatan rasa yang tak terlupakan. Dibuat dari bahan-bahan berkualitas seperti tepung terigu, telur, dan gula, bolu ini memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang manis. Selain itu, variasi rasa seperti cokelat, keju, atau pandan juga menambah kelezatan bolu ini.


Saat berkunjung ke Tanah Batak, Kamu akan menemukan banyak toko oleh-oleh dan penjual kue tradisional yang menyajikan Bolu Stim Menara. Jangan ragu untuk mencoba camilan ini dan membawanya sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman di rumah. Rasakan kelezatan bolu yang lezat dan nikmati momen berbagi keunikan kuliner khas Tanah Batak.


Mencicipi Bolu Stim Menara bukan hanya sekadar menikmati kuliner, tetapi juga merasakan kehangatan dan kebudayaan Tanah Batak yang kaya. Bolu ini telah menjadi bagian dari tradisi dan warisan kuliner yang dilestarikan oleh masyarakat setempat. Dengan mencicipi bolu ini, Kamu turut menghargai dan menghormati kebudayaan mereka.


Selain itu, Bolu Stim Menara juga bisa menjadi oleh-oleh yang unik dan spesial bagi orang-orang terdekat Kamu. Hadiahkan bolu ini kepada keluarga dan teman-teman sebagai bukti perjalanan Kamu ke Tanah Batak. Mereka akan senang mendapatkan camilan khas yang sulit ditemukan di tempat lain.


Jadi, saat berkunjung ke Tanah Batak di Medan, jangan lupa mencicipi Bolu Stim Menara. Nikmati kelezatan dan keunikan kuliner ini, serta rasakan hangatnya kebudayaan Tanah Batak yang ada di setiap gigitan. Selamat menikmati perjalanan kuliner Kamu dan jadikan bolu ini sebagai kenangan yang tak terlupakan dari Tanah Batak, Medan.

ARTIKEL TERKAIT

cart icon
whatsapp icon