Fakta Menarik Bandara Polonia Medan yang Ternyata Dibangun Orang Polandia
Fakta Menarik Bandara Polonia Medan yang Ternyata Dibangun Orang Polandia
line page
detail blink

Fakta Menarik Bandara Polonia Medan yang Ternyata Dibangun Orang Polandia

25 October 2023 | 07:00

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas, memerlukan berbagai macam moda transportasi untuk menghubungkan berbagai daerahnya. Salah satu moda transportasi yang sangat penting adalah moda transportasi udara, terutama untuk mengatasi jarak yang jauh antar-pulau. Sebelum Bandara Kualanamu menjadi bandara paling modern di Kepulauan Sumatra, Bandara Polonia telah lama menjadi bagian penting dari sejarah Medan dan Indonesia. Bandara Polonia Medan, yang berdiri sejak tahun 1924, adalah salah satu bandara tertua di Indonesia dan memiliki berbagai fakta menarik yang perlu dipahami.


  1. Dibangun Oleh Orang Polandia

Nama "Polonia" tidak terlepas dari asal mula bandara ini. Bandara Polonia dinamai sesuai dengan negara pendiri awalnya, yaitu Polandia. Kata "Polonia" sendiri adalah versi Latin dari "Polandia." Namun, sebelum menjadi bandara, tanah tempat bandara ini berdiri awalnya adalah milik seorang pengusaha Polandia bernama Michalski.


Pada tahun 1872, Michalski memperoleh konsesi dari pemerintah Belanda untuk membuka lahan perkebunan baru di daerah Pesisir Timur Sumatera, yang tepatnya berlokasi di Medan. Michalski kemudian memberi nama daerah tersebut "Polonia."


Namun, pada tahun 1879, konsesi tanah milik Michalski berpindah ke tangan Deli Maatschappij (Deli MIJ) atau NV Deli Maskapai. Tahun 1924 menjadi tahun persiapan Polonia untuk menjadi lapangan terbang, meskipun masih ada kendala pembangunan. Pada saat itu, sebuah pesawat kecil milik Belanda yang dikemudikan oleh Van der Hoop, menggunakan pesawat jenis Fokker, bersama VN. Poelman dan Van der Broeke, mendarat di pacuan kuda di luar kompleks lapangan terbang Polonia.


Pada tahun 1928, lapangan terbang Polonia secara resmi dibuka, ditandai dengan mendaratnya 6 pesawat milik Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) dengan landasan masih berupa tanah yang dipadatkan. Dua tahun kemudian, maskapai Belanda, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), membuka rute penerbangan ke Medan.



Bandara Polonia Medan (sumber: liputan6)


  1. Peran Bandara Polonia Sebagai Hub Penerbangan

Sejak pembukaannya, Bandara Polonia Medan menjadi salah satu hub penerbangan utama di Indonesia. Bandara ini menghubungkan kota Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, menjadikannya pusat transportasi penting bagi wisatawan dan pengusaha. Bandara ini telah menyaksikan pertumbuhan pesat penerbangan komersial sepanjang sejarahnya.


  1. Lanud Polonia Saat Perjuangan Kemerdekaan

Ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Sekutu pada tahun 1945, pasukan Jepang di seluruh dunia terkejut dan bingung. Di Nusantara, termasuk yang bermarkas di Lanud Polonia, situasinya juga kacau balau. Pesawat Sekutu terus menerus melakukan serangan udara, dan banyak pangkalan udara Jepang menjadi sasaran.


Menghadapi situasi yang semakin genting ini, seorang pahlawan bernama Letnan Khasmir melihat kesempatan untuk beraksi. Dia memimpin pembentukan Bala Tentara Udara Republik di Polonia. Tugas mereka sangat penting: merampas senjata dan suku cadang pesawat yang masih tersisa dari militer Jepang. Barang-barang ini nantinya akan digunakan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Udara.


Tidak hanya senjata dan suku cadang, tetapi Lapangan Udara Polonia itu sendiri juga menjadi incaran. Bala Tentara Republik Indonesia bertujuan merebut semua aset milik Jepang, termasuk lapangan udara ini yang strategis.


  1. Setelah 5 Tahun Merdeka, Baru Sepenuhnya Milik Indonesia

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, banyak aset militer dan infrastruktur tetap berada di tangan Belanda. Hal ini termasuk Pangkalan Udara Polonia di Medan. Meskipun Indonesia sudah merdeka, pangkalan udara ini masih menjadi milik Belanda.


Baru pada tanggal 18 April 1950, Pangkalan Udara Polonia secara resmi menjadi milik Republik Indonesia. Proses penyerahan ini dilakukan secara simbolis oleh pihak Belanda, yang diwakili oleh Kapten Benjamin dan Kapten Sthud, kepada Tentara Nasional Indonesia.


Setelah penyerahan simbolis ini, Lanud Medan segera beroperasi sepenuhnya dengan pesawat-pesawat milik Angkatan Udara Republik Indonesia.


  1. Pemberontakan PRRI Nainggolan

Pada tahun 1957, Sumatera menjadi pusat perhatian dunia internasional ketika terjadi pemberontakan yang dikenal sebagai PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Pemberontakan ini melibatkan beberapa daerah di Sumatera, termasuk Medan.


Lanud Polonia menjadi saksi peristiwa bersejarah ini. Pangkalan udara ini bahkan menjadi sasaran tembakan senjata lengkung yang digunakan oleh pemberontak PRRI. Aksi pemberontakan ini juga merusak beberapa fasilitas di Lanud Polonia. Bekas-bekas peluru hampir mengakibatkan kerusakan parah, bahkan salah satu peluru hampir mengenai gudang senjata yang berisi bahan-bahan yang mudah meledak. Keberuntungan berada di pihak Lanud Polonia, karena peluru itu tidak meledak.


Untuk mengatasi situasi ini dan memastikan keamanan, dibentuk Batalyon Pasukan Gerak Tjepat (PGT). Ini adalah langkah penting dalam rangka menjaga stabilitas dan keamanan wilayah Lanud Polonia selama masa pemberontakan PRRI.


  1. Transformasi Lanud Polonia

Pengelolaan Bandara Polonia mengalami beberapa perubahan selama sejarahnya. Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan, dan Departemen Keuangan, pengelolaan bandara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara TNI-AU dan Pelabuhan Udara Sipil.


Seiring berjalannya waktu, Lanud Polonia terus mengalami perkembangan dan modernisasi dalam rangka menjaga dan meningkatkan kemampuannya dalam mendukung pertahanan nasional dan juga memberikan pelayanan dalam bidang transportasi udara sipil.


Lanud Polonia Medan adalah sebuah tempat yang sarat dengan sejarah dan memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari awalnya menjadi incaran bagi Tentara Republik untuk merebut aset milik Jepang, hingga kemudian menjadi milik Republik Indonesia, dan menjadi saksi peristiwa penting seperti pemberontakan PRRI, Lanud Polonia telah melalui banyak perubahan dan tantangan.


Namun, ia terus berkembang dan bertransformasi, menjaga peran pentingnya dalam pertahanan nasional dan transportasi udara sipil. Jejak sejarahnya yang kaya menjadi pengingat bagi kita akan perjalanan panjang Indonesia menuju kemerdekaan dan perkembangan negara ini hingga saat ini.

ARTIKEL TERKAIT

cart icon
whatsapp icon